Pulau cangke merupakan salah satu pulau supermode ,memiliki keindahan dan keunikan yang cukup menarik pulau ini merupakan salah satu pulau supermode yang ada disebelah barat jazirah sulawesi selatan atau tepatnya pulau cangke ini berada di kabupaten Pangkep( pangkajenne dan kepulauan)
pulau cangke ini merupakan pulau yang sangat indah dan hijau , namun sapa sangka dibalik keindahan dan hijaunya pulau ini terdapat cerita yang menharuhkan dan menginfirasi di pulau cangke ini
pulau cangke ini memiliki keindahan pasir putih dan pohon yang hijau, pulau ini juga memiliki luas yang lumayan yaitu sekitar kurang lebih 10 km persegi dan untuk mencapai dan mengunjungi pulau ini anda harus memempuh perjalanan sekitar 45 menit dari pelabuhan Maccini baji kec. labbakang dengan menggunakan perahu nelayan seperti katinting dan jolloro
dipulau ini anda akan menemukan dan melihat pemandangan yang sangat indah, seperti hamparan pasir putih yang panjang mengelilingi pulau tersebut dan pepohonan yang hijau dan asri sehingga menciptakan suasana yang eksotis dan juga alam bawah air yang jernih sehiungga memungkinkan anda untuk melekukan kegiatan snorkeling dan daiving dan melihat terumbuh karang,dan ikan hias dan biota laut lainnya.
selain itu anda juga akan melihat pemandangan yang lazim kegiatan penyu penyu yang bertelur karena pulau cangke merupakan pulau digunakan penyu untuk bertelur setiap dua bulan dalam setahun penyu penyu datang kesini tuk bertelur
dibalik indah dan hijaunya pulau cangke ini dihuni oleh sepasang suami istri yang saling setia menjaga satu sama lain beliau adalah DAENG ABU DAN MAIDAH, Keadaan pulau yang cukup terawat dengan pepohonan lebat yang hijau
adalah hasil jerih payah seorang Daeng Abu. Pulau Cangke hanya dihuni
oleh Daeng Abu dan Istrinya, Maidah. Selain keindahan, pulau ini juga
menyimpan sebuah cerita kehidupan tentang kisah mereka berdua. Mereka
telah hidup bersama selama kurang lebih 40 tahun.
Menurut cerita, Daeng Abu mengasingkan diri ke pulau Cangke karena
penyakit kusta yang di deritanya. Dulu penyakit kusta dianggap sebagai
sebuah kutukan. Daeng Abu berasal dari Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep Sulawesi Selatan, saat itu beliau berumur sekitar 20 tahunan.
Disaat orang-orang tidak menerima keberadaannya, Maidah sang istri tetap
setia menemaninya hingga saat ini.
Daeng Abu kini sudah renta dan tidak bisa melihat dengan jelas,
begitupun dengan Maidah. Namun walaupun begitu semangatnya untuk tetap
menjaga kelestarian pulau Cangke masih tetap menggebu. Daeng Abu lah
yang membuat pulau Cangke dari hanya sebuah pulau kering kerontang
menjadi seperti sebuah oase ditengah udara lautan yang panas. Pada
saat-saat tertentu dimana waktu musim penyu bertelur tiba, beliaulah
yang akan memastikan telur-telur itu menetas dan melahirkan generasi
baru binatang laut yang mulai terancam ini.
Meski hidup dengan penuh keterbatasan dan terasing di sebuah pulau yang ada di pangkep, Daeng Abu dan Maidah tidak larut dalam kesedihan.
Apapun yang terjadi kehidupan harus terus berlanjut dengan tetap
semangat dan terus bersyukur. Mungkin bagi Daeng Abu dan Maidah, harta
yang paling berharga itu adalah kasih sayang tulus diantara mereka.
EmoticonEmoticon