PERANAN BANK DALAM PASAR UANG

5:55 AM 0
 MAKALAH
    PERANAN BANK DALAM PASAR UANG
                               

KELOMPOK 3

MUHAMMAD NAWIR
SUPRIADI
DARMAWATI
ARIAWAN GISDA
M. ARWANSYAH

2014-2015




KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan kasih karuniaNya yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kami penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah yang berisi materi “ PERANAN BANK DALAM PASAR UANG"ini diperbuat dengan tujuan memenuhi pengerjaan tugas makalah mata kuliah Ekonomi moneter.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari sempurna. Namun demikian, kami telah berusaha dan bekerja keras demi terselesainya makalah ini, dan supaya makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai penyusun maupun bagi para pembaca. Saya juga menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada dorongan dan dukungan serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak, terutama kepada Ibu dosen SARNAWIAH, SE,M.Si. Terimakasih setulus-tulusnya kami sampaikan kepada kedua Orangtua kami, yang dengan penuh kasih sayang telah membimbing kami dan memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada kami. Dan kami juga menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari saudara-saudara pembaca.
Demikian makalah ini dapat kami perbuat. Lebih dan kurangnya kami mohon maaf. Atas perhatian dari saudara-saudara, kami ucapkan terimakasih.

                                                                                                            Maros,     november 2014

                                                                                                             Penulis


                                                                                                              kelompok 3

                  

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pasar Uang

1.             Pengertian Pasar Uang

     Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan di dalam pasar uang. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu atau organisasi mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana. Pasr uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai ciri: jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana.


    Pengertian lain yang dapat dikemukakan di sini yaitu pasar uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusaaan-perusahaan nonkeuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun untuk menempatkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Sesuai dengan namanya, pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.

2.             Fungsi Pasar Uang

    Investor di pasar uang terutama mencari keamanan dan likuiditas di samping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga. Hal tersebut karena dana yang diinvestasikan di pasar uang kelebihan untuk sementara dan biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar pajak, gaji, deviden, dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka investor sangat sensitif terhadap risiko.

    Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan nonkeuangan, dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebisi likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dlam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Pelaksanaan pasar terbuka oleh Bank Indonesia dilakukan dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBI sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk tujuan kontraksi moneter. Sementara SBPU berfungsi sebagai instrumen ekspansi moneter.

   Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan pengusaha untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut:
a)             mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;
b)            memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); dan
c)             menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

3.             Macam-macam transaksi yang terdapat di Pasar Uang

a)      Pasar Uang antar Bank
adalah transaksi untuk menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank yang menerima dana sedang kalah kliring. Kalah kliring artinya sebuah Bank yang kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya.

b)      Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
adalah sejenis surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral dan ditujukan untuk dibeli oleh Bank Umum dengan nilai nominal yang sangat besar. Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran uang di dalam masyarakat.

c)      Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Umum dan dibeli oleh Bank Indonesia dengan nilai nominal yang cukup besar. Tujuannya untuk meningkatkan likuiditas Bank Umum dan menekan laju inflasi. Likuiditas adalah kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

d)     Sertifikat Deposito,
adalah semacam surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank dalam nilai nominal tertentu sebagai surat atas unjuk.

e)      Pasar Valuta Asing,
yaitu tempat seseorang dapat membeli atau menjual sejenis mata uang asing atau menukar dengan mata uang rupiah. Pasar Valuta Asing sering disebut Bursa Valuta Asing. Lembaga yang mengkhususkan kegiatannya dalam pertukaran uang asing disebut Money Changer.

4.             Peserta Pasar Uang

a)             Bank-bank
b)            Perusahaan-perusahan Umum
c)             Perusahaan Asuransi
d)            Yayasan
e)             Lembaga Keuangan lainnya: Koperasi dan Rumah Gadai

Ciri-ciri Pasar Uang :

a)      Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.
b)      Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.
c)      Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.




B.            Fungsi Bank Sentral

1.             Pengertian Bank Sentral

    Pada masa ini, hampir setiap negara memiliki bank sentral, yaitu bank yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian. Jadi bank sentral dapat didefiniskan sebagai suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki pemerintah yang diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kesetabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.[1]

   Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.  Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidak terbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya

2.             Fungsi Bank Sentral

    Terlebih dahulu akan dijelaskan fungsi kegiatan bank sentral secara umum, kemudian barulah akan dibahas fungsi dan kegiatan bank Indonesia sebagai bank sentral. Bank sentral pada dasarnya mempuyai tugas untuk memelihara supaya system moneter itu bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat pertumbuhan kredit atau uang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa mengakibatkan inflansi. Guna mencapai sasaran ini, bank sentral bertanggung jawab atas dua hal yakni: pertama, perumusan serta pelaksanaan kebijaksanaan moneter. Kedua, mengatur, mengawasi serta mengendalikan system moneter. Dalam kaitannya dengan tanggung jawab yang kedua ini bank sentral mempuyai tugas: [2]

a)             Memperlancar lalu lintas pembayaran sehingga dapat cepat dan efisien.

   Untuk memenuhi tujuan ini, bank sentral melakukan dua hal, yakni: pertama dengan menciptakan uang kertas. Dengan demikian apabila kebutuhan masyarakat akan uang kas meningkat bank sentral dapat memenuhinya. Seperti misalnya pada bulan-bulan menjelang hari raya natal atau idul fitri biasanya keinginan masyarakat akan uang kas meningkat. Efek ini pertama dirasakan oleh bank umum. Mereka kekurangan alat likuid (kas). Untuk memenuhi kekurangan ini, bank umum mengambil cadangannya pada bank sentral.
    Dengan demikian kekurangan likuiditas ini dapat dipenuhi oleh bank sentral sehingga lalu lintas pembayaran dalam masyarakat tidak terganggu. Disamping menyediakan alat likuiditas ini bank sentral juga melakukan clearing antar bank umum, yakni penyelesaian pembayaran antar bank umum. Secara sederhana proses kliring ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bank sentral misalnya, mengumpulkan cek yang harus dibayar dan atau yang harus diterima oleh tiga bank umum.  

b)             Sebagai pemegang kas pemerintah.

Bank sentral memegang peranan yang penting dalam membantu memperlancar kegiatan keuangan (penerimaan dan pembayaran) pemerintah dengan cara:

·         Menerima pembayaran pajak
·         Membantu melakukan pembayar pemerintah (misalnya dari pusat kepada pemerintah daerah)
·         Membantu penempatan serta pengedaran surat-surat berharga pemerintah.

c)             Mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum.

Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa keuangan, membuat peraturan tentang pendirian serta penggabungan dan sebagainnya.

d)            Melakukan pengumpulan serta analisa data ekonomi nasional dan internasional.
Berikut ini adalah fungsi atau tugas bank Sentral:[3]
a)      Mencetak dan Mengedarkan uang kertas
Tugas ini dilakukan dalam rangka menjamin tersediannya uang kas yang cukup serta lalu lintas pemabayaran yang efisien.

b)      Sebagai banknya, pemegang kas dan penasehat keuangan pemerintah. Bank sentral membantu memperlancar kegiatan keuangan pemerintah, dengan cara membantu dalam hal penerimaan dan pemabayaran serta member pinjaman dan penempatan / pengedaran surat-surat utang Negara.

c)      Memelihara cadangan bank-bank umum.
Tujuannya, untuk mengatur volume uang beredar serta mempermudah proses pembayaran dengan system kliring

d)     Memelihara cadangan emas dan devisa

   Tugas ini dimaksudkan untuk menciptakan adanya kestabilan kurs valuta asing. Carannya, dengan selalu menjaga keseimbangan antara devisa yang masuk dari ekspor atau aliran modal masuk dengan devisa yang keluar untuk impor dan aliran modal keluar melalui berbagai kebijaksanaan dalam perdagangan dan pemabayaran internasional.

e)      Sebagai banknya bank umum, serta sumber pengaman terakhir (lender of last resort).

   Sebagai bankers, bank sentral memberi pelayanan kepada masyarakat. Apabila bank umum mengalami masalah likuiditas dalam keadaan darurat (misalnya dalam keadaan krisis ekonomi sehingga bank umum sukar atau tidak dapat memeperoleh dana dari sumber lain) maka bank sentral memberikan pinjaman likuiditas untuk mengatur kesulitan-kesulitan tersebut. Fungsi demikian inilah yang sering disebut dengan lender of last resort.

f)       Pengawasan serta pengendalian kredit perbankan, supaya tercapai kehidupan perbankan yang sehat.

   Bank Indonesia adalah bank sentral yang ada di Indonesia. Undang-undang yang mengatur Bank Indonesia adalah UU No. 13 Tahun 1968. Dalam pasal 7 undang-undang ini diebutkan bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah membantu pemerintah dalam hal:
a)      Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah
b)      Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta perluasan kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

  Dalam menjalankan tugas pokok tersebut harus didasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Dewan moneter ini terdiri atas 3 (tiga) orang anggota, yaitu menteri yang membidangi keuangan dan perekonomian serta gubernur Bank Indonesia



TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO

8:42 PM 1
          

                                                          MEMEKSIMUMKAN LABA
KELOMPOK BAB 7





MUHAMMAD NAWIR
ARIFUDDIN
MUSFIRAH

2014-2015












MEMAKSIMUMKAN LABA


 Secara teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang di tanggung oleh perusahaan. Makin besar resiko,laba yang di peroleh semestinya semakin besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total yang di keluarkan perusahaan jika laba di notasikan pendapatan total sebagai TR,dan biaya total adalah TC, maka
=TR-TC.............(1)
  Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalo nilai  positif ( dimana TR TC. Laba maksimum(maximum profit) tercapai bila nilai  mencapai maksimum. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara perusahaan menhitung laba maksimun?

Ada tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yang akan di bahas dalam bab ini.
° pendekatan totalitas(totality appoach)

° pendekatan rata-rata(avarage appoach)

° pendekatan marginal (marginal appoach)

     Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Pendekatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual(Q) dikalikan harga output perunit. Jika harga perunit output adalah P,maka TR=P.Q .pada saat membahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variabel perunit output dianggap konstan,sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel perunit.jika biaya variabel perunit adalah v, maka VC=v.Q.
Dengan demikian,
 =PQ-(FC+vQ)............(2)
Persamaan (2) dapat di presentasikan dalam bentuk diagram . Dalam diagram terlihat perusaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang masih dibawah kurva TC. Jika output  Pada saat jumlah output mencapai Q*,kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang artinya pendapatan total sama dengan biaya total.titik perpotongan ini disebut titik impas(break event point,disinkat BEP) setelah titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang makin besar, dilihat dari kurva TR yang diatas kurva TC.
Diagram
Kurva TCR dan TC(pendekatan totalitas)
Rp
                                              TR=PQ
                                           TC=FC+VC
                                           Titik impas(BEP)
                                                  VC=vQ








 
0                                                               kuantitas


Cara menhitung Q*dapat diturungkan dari persamaan (2)
 =P.Q*(FC+v.Q*)..................(3)

     Titik impas terjadi pada saar  sama dengan nol.

0=P.Q*-FC-v.Q*
  =P.Q*-v.Q*-FC
  =(P-v).Q*-FC
Q*= …………….(4)



° Pendekatan rata-rata
    Dalam pendekatan ini, perhitungan laba perunit dilakukan dengan perbandingan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba perunit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
 =(P-AC).Q..................(5)
 Dari persamaan ini perusahaa Akan mencapai laba jika harga jual perunit output(P) lebih tinggi dari biaya rata-rata(AC). Perusahan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC.

  Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil sama sama dengan AC ,perusahaan tidak mau memproduksi. Implasi pendekatan rata-rata adalah perusahaa atau unit usaha harus menjual sebanyak banyaknya(maximum selling)agar laba () makin besar.


°Pendekatan marginal( marginal approach)
     Dalam pendekatan marginal, perhitungan laba dilakukan dengan memperbandingkan biaya marginal(MC) dan pendapatan marginal (MR).  Laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Kodisi tersebut bisa dijelaskan secara matematis,grafis,dan verbal.

A.  Penjelasan secara matematis
        =TR-TC..................(6)
 Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi  ( /Q) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR(TR/Q atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (TC/Q atau MC).


=  -

=MR-MC=0

[ MR=MC]---------  maksimum atau kerugian minimum

       Dengan demikian,perusahaan akan memperoleh laba maksimum(atau kerugian minimum) bila ia berproduksi pada tingkat output dimana MR=MC.


B. Penjelasan secara grafis

     Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengontruksi kurva biaya total (TC) yang bentuk kurva seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan total (TR) diperoleh dengan cara mengalikan kurva produksi total (TP) dengan harga jual output per unit (P). Pada pembahasan teori produksi,telah Diketahui bahwa kurva TP berbentuk huruf S. Karena kurva TR diperoleh dengan cara mengalikan kurva TP dengan sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga membentuk huruf S.kurva TR dikurangi kurva TC menghasilkan kurva laba () .

C. Penjelasan secara verbal
        Apakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimum bila memproduksi di Q3? Kita menkonsentrasikan diri pada pergerakan kurva laba ()sepanjang interval Q1-Q5. Pergerakan tersebut kita bagi menjadi tiga sub interval:Q1-Q3,Q3,dan Q3-Q5.



TINGKAT BUNGA

8:42 AM 0
      MAKALAH       
TINGKAT BUNGA


DIBUAT OLEH:
KELOMPOK 3

MUHAMMAD NAWIR
SUPRIADI
DARMAWATI
ARIAWAN GISDA
M. ARWANSYAH

       
                                                                         



KATA PENGANTAR

                        Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan kasih karuniaNya yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kami penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah yang berisi materi “ TINGKAT BUNGA"ini diperbuat dengan tujuan memenuhi pengerjaan tugas makalah mata kuliah Ekonomi moneter.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari sempurna. Namun demikian, kami telah berusaha dan bekerja keras demi terselesainya makalah ini, dan supaya makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai penyusun maupun bagi para pembaca. Saya juga menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada dorongan dan dukungan serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak, terutama kepada Ibu dosen SARNAWIAH, SE,M.Si. Terimakasih setulus-tulusnya kami sampaikan kepada kedua Orangtua kami, yang dengan penuh kasih sayang telah membimbing kami dan memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada kami. Dan kami juga menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari saudara-saudara pembaca.
Demikian makalah ini dapat kami perbuat. Lebih dan kurangnya kami mohon maaf. Atas perhatian dari saudara-saudara, kami ucapkan terimakasih.

                                                                                                            Maros,     november 2014

                                                                                                             Penulis


                                                                                                              kelompok 3


I. PENDAHULUAN

       Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunya dampak penting terhadap kesehatan perekonomian.Ia mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas.
 Jadi dapat kita ketahui bersama ketika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan uang mereka di bank karena ia akan mendapat bunga yang tinggi.
 Sebaliknya jika suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank. Dalam hal ini ternyata tingkat suku bunga sangat mempunyai pengaruh penting terhadap minat masyarakat terhadap dunia perbankan.


 II. PERMASALAHAN

A. Pengertian Suku Bunga


 III.PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Bunga Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.

   Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas.

 Bunga mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan.

  Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
  a. State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga

  b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam

  c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.

   Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak.

   Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga.

   Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.

B. Teori Penentuan Suku Bunga

  Dalam bagian ini, akan dibahas dua teori penentuan suku bunga yang paling berpengaruh, yaitu: Teori Fisher, yang mendasari loanable funds theory, dan liquidity preference theory dari Keynes. Loanable Funds Theory

  Teori Fisher adalah teori yang bersifat umum dan jelas mengabaikan masalah-masalah praktis tertentu, seperti kekuasaan pemerintah (bersama-sama dengan lembaga-lembaga depositori) untuk menciptakan uang dan permintaan pemerintah (yang seringkali besar) terhadap dana pinjaman, yang biasanya kebal terhadap tingkat suku bunga.

  Selain itu, teori Fisher jugatidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa individu-individu dan perusahaan-perusahaan berinvestasi dalam saldo kas. Liquidity Preference Theory Liquidity preference theory (teori hasrat liquiditas), yang awalnya dikembangkan oleh J.M. Keynes menganalisa suku bunga ekuilibrium melalui ineteraksi penawaran uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang.
 Keynes mengasumsi bahwa sebagian besar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk: uang dan obligasi.

  Menurut Keynes, uang ekuivalen dengan valuta dan rekening giro (demand deposits), yang tidak membayar bunga atau membayar bunga sangat rendah, tetapi sangat liquid dan bisa digunakan bagi transaksi.
 Secara umum, kedua teori diatas menghasilkan tingkat bunga keseimbangan yang sama. Yang berbeda dari keduanya adalah metodologi yang melandasinya.

Liquid preference theory

  disusun berdasarkan permintaan dan penawaran dari persediaan uang dan pandangan bahwa semua keputusan keuangan menekankan pada segi uang dari liquiditas.
 Oleh karena itu model dana pinjaman dikembangkan berdasarkan aliran dana pada sistem keuangan dan memandang keputusan keuangan dibuat dengan asas likuiditas yang lebih luas.

C. Fungsi Tingkat Bunga

  Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peranan penting dalam perekonomian, yaitu:

a. Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian.

b. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.

c. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

d. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.

Tingkat bunga tidak bersifat seragam. Pada kenyataannya, dalam sistem keuangan tidak ada suku bunga yang tertentu, akan tetapi bermacam-macam suku bunga yang berbeda-beda.
  Namun dalam analisis diasumsikan adanya satu suku bunga fundamental dalam perekonomian yang disebut suku bunga riil jangka pendek yang bebas resiko.
    Yang dimaksud dengan suku bunga riil adalah suku bunga yang akan berlaku dalam perekonomian jika harga rata-rata barang dan jasa diperkirakan tetap konstan selama usia pinjam.

    Yang dimaksud suku bunga bebas resiko adalah suku bunga pinjaman dimana peminjamnya tidak akan gagal memenuhi kewajiban apapun.

  Sedangkan yang dimaksud jangka pendek adalah suku bunga dari pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.

   Selain fungsi dan peranan penting tingkat bunga dalam perekonomian yang telah disebutkan diatas, suku bunga juga memiliki apa yang disebut dengan risiko suku bunga, yaitu potensi kerugian karena adanya perubahan pergerakan arah suku bunga.

    Risiko ini yang akan mempengaruhi semua instrumen yang menggunakan satu atau lebih yield curves untuk menghitung satu nilai pasar.

D. Tingkat Bunga Riil dan Nominal
     Model-model dana pinjaman dan preferensi likuiditas berlandaskan asumsi bahwa tingkat harga tetap konstan hingga jatuh tempo dari sekuritas yang diperdagangkan dalam sistem keuangan. Akan tetapi pada kenyataannya, orang mengantisipasi terjadinya perubahan harga dimasa mendatang, dan harapan ini merupakan bagian dari proses yang menentukan suku bunga. Sehubungan dengan kenyataan tersebut, dapatlah dibedakan antara tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal (pasar) untuk menggambarkan peran yang dimainkan oleh antisipasi harga.
 Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga keseimbangan yang ditentukan melalui kedua model tersebut diatas, dimana para pelaku pasar beranggapan tidak ada perubahan harga dimasa yang akan datang.
   Sedangkan tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang benar-benar diamati dalam sistem keuangan dan sama dengan tingkat bunga riil plus penyesuaian mengingat kenyataannya para pemain di pasar mengantisipasi terjadinya perubahan harga dimasa mendatang.
 Sejauh ini dalam pembahasan kita mengenai suku bunga, kita telah mengabaikan pengaruh inflasi terhadap biaya peminjaman. Suku bunga yang tidak terpengaruh oleh adanya inflasi, bisa kita sebut dengan suku bunga nominal (nominal interest rate) yang dibedakan dari suku bunga riil (real interest rate) yaitu suku bunga yang disesuaikan dengan mengurangi perubahan yang diharapkan dalam tingkat harga (inflasi) sehingga lebih akurat untuk mencerminkan biaya peminjaman yang sesungguhnya.

 Suku bunga riil yang telah didefinisikan diatas lebih tepat disebut sebagai suku bunga riil ex ante karena suku bunga tersebut disesuaikan dengan perubahan yang diharapkan dalam tingkat harga. Ini adalah suku bunga riil yang paling penting bagi keputusan ekonomi, dan ini yang oleh para ekonom dimaksudkan ketika mereka mengacu pada suku bunga riil. Suku bunga yang disesuaikan terhadap perubahan actual dalam tingkat harga disebut sebagai riil ex post. Suku bunga tersebut mendeskripsikan seberapa baik seorang pemberi pinjaman telah melakukan kegiatannya dalam arti riil setelah kenyataan.

E. Tingkat Bunga Kredit Bank

   Bank dalam operasionalnya secara umum berfungsi untuk mengumpulkan dana dan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kredit dan menerima bunga dari debitornya. Oleh karena itu pendapatan bank baru ada jika pricing credit lebih besar dari cost of fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku bunga kredit( SB Kredit) yang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
Cost of Fund( COF)
Overhead Cost(OHC)
 Spread Profit(SP)

   Mengenai hal tersebut, sejak januari 2005 BI telah 15 kali melakukan perubahan suku bunga, dan kebijakan ini berdampak langsung pada kenaikan penghimpunan DPK.
 Kebijakan kenaikan bunga tersebut berperan besar terhadap pengendalian tingkat inflasi dan terbukti tingkat inflasi dapat diminimalisir dari inflasi tertinggi 8,81% pada bulan maret 2005 menjadi 7,42% pada bulan juni 2005.
Yang harus menjadi perhatian adalah sejauh mana pengaruh peningkatan suku bunga SBI ini direspon oleh dunia perbankan. Yang sangat penting adalah sejauh mana perbankan merespon kebijakan ini, baik dalam penetapan kebijakan suku bunga dana pihak ketiga maupun suku bunga kredit yang sedang kita bahas ini. Tentu saja dalam implementasinya hal ini akan menimbulkan kesulitan tersendiri.
Apabila suku bunga dana pihak ketiga dinaikkan tanpa diikuti peningkatan suku bunga kredit, maka secara langsung akan mempengaruhi penurunan pendapatan bunga bank. Kalau kebijakan suku bunga dana langsung diikuti dengan kebijakan peningkatan suku bunga kredit, maka dampaknya mungkin akan menjadi lebih buruk karena akan mengakibatkan semakin besarnya biaya bunga yang akan ditanggung oleh para debitur bank. Sepanjang kondisi ekonomi bisnis riil belum menunjukkan perbaikan yang signifikan maka kebijakan untuk menaikkan suku bunga kredit akan berdampak pada kemungkinan meningkatnya NPL yang selanjutnya akan memperburuk kinerja perbankan.

   Dari fungsi tingkat bunga yang telah diungkapkan di point C diatas maka akan terbentuk Break Even Point (BEP) atau titik impas yang diartikan apabila biaya-biaya yang dikeluarkan sama denga jumlah pendapatan yang diterima maka bank yang bersangkutan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan Analisis yang terjadi pada dunia perbankan terjadi kenaikan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebenarnya telah cukup tinggi.
  Bank-bank sudah berani menawarkan bunga deposit sebesar 30% yang berarti juga menaikan suku bunga kredit menjadi minimal 35%. Pada situasi krisis tentunya investor enggan meminjam dana dari bank untuk mendanai usahanya karena mereka akan kesulitan untuk mengembalikan pinjaman beserta bunganya hal ini disebabkan oleh kerja sector perbankan yang sedang mengalami kesulitan. Kemungkinan yang lain yaitu diakibatkan oleh kenaikan uang inti yaitu rupiah yang ddicetak oleh BI. Ini merupakan teori inflasiyang pernah berkali-kali terjadi, pada intinya hal ini semua disebabkan percetakan rupiah baru oleh BI karena pemerintah memerlukan dana untuk mendorong APBN atau untuk membantu penciptaan lapangan pekerjaan atau karena alasan politis.

  Apabila semua tingkat bunga dalam system keuangan dapat dihitung angka rata-ratanya dan diwakili oleh satu tingkat bunga itu tidak bias dipersamakan karena tingkat suku bunga tergantung pada interaksi antara system keuangan dan system riil dan harus pula mengembangkan suatu model yang benar-benar riil yang akan memberikan informasi mengenai determinan dari tingkat penghasilan dan kesempatan kerja.
Sektor riil ini dibedakan antara perekonomian dengan sector keuangan atau moneter karena jenis kegiatanya yang berbeda.

F. Struktur Suku Bunga

   Determinan Struktur Suku bunga Tingkat bunga yang telah diuraikan diatas dapat diartikan sebagai rata-rata dari berbagai macam jenis suku bunga, yaitu meliputi jangka pendek, jangka panjang, dll.
Struktur tingkat bunga dalam sistem keuangan terutama ditentukan oleh determinan sebagai berikut:

 - Jangka waktu dari klaim keuangan
 - Karakteristik perpajakan dari klaim keuangan
 - Derajat risiko tunggakan dari klaim keuangan
 - Kemudahan pemasaran dari klaim keuangan dan faktor-faktor lainnya.

   Dari keempat determinan tersebut diatas perbedaan jangka waktu dari klaim keuangan merupakan faktor yang paling banyak dipertimbangkan. Hubungan antara jangka waktu dan suku bunga disebut struktur masa (term structure) dari suku bunga.
Ketiga determinan lainnya juga merupakan faktor penting, akan tetapi seringkali lebih mudah dalam menentukan pengaruhnya terhadap struktur suku bunga.

Teori Kurva
   Hasil Cara yang paling sering digunakan untuk melukiskan hubungan antara suku bunga dan jangka waktu dari klaim keuangan adalah kurva hasil. Akan tetapi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk kurva hasil sampai saat ini belum ditemukan suatu kesimpulan yang pasti, yang tentunya didukung dengan data empiris. Berkaitan dengan hal itu maka dikembangkan tiga teori, yaitu; teori harapan, teori premium likuiditas, dan teori pasar tersegmen.

Teori Harapan.
    Teori ini menyatakan bahwa suku bunga jangka panjang sama dengan suku bunga jangka pendek yang berjalan plus suku bunga jangka pendek yang diharapkan pelaku pasar yang berlangsung hingga jatu temponya sekuritas jangka panjang. Misal suku bunga untuk obligasi sepuluh tahun harus sama dengan penjumlahan suku bunga jangka pendek (obligasi satu tahun) yang berjalan dengan suku bunga jangka pendek yang diantisipasi akan terjadi sepanjang obligasi jangka panjang dibagi jangka waktu dari obligasi jangka panjang.

Teori Premium Likuiditas.
 Teori ini berlandaskan pada teori harapan, akan tetapi menolak asumsi bahwa peserta pasar berlaku sama dalam hal obligasi jangka pendek dan jangka panjang. Menurut teori ini tingkat bunga jangka panjang sama dengan rata-rata dari tingkat bunga jangka pendek yang berjalan, tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan dan premium likuditas.

Teori Pasar Tersegmentasi.
  Teroi ini sangat berbeda dengan kedua teori diatas. Teori ini beranggapan bahwa tingkat bunga jangka pendek dan tingkat bunga jangka panjang ditentukan didalam pasar yang relatif terpisah. Pasar-pasar ini dipisahkan karena alasan kelembagaan. Misal, banyak pembeli sekuritas dalam pikirannya mempunyai kebutuhan tertentu yang biasanya berkaitan dengan sifat dari utang, sehingga membatasi pembeliannya pada segmen dari spektrum jatuh waktu.


Struktur Tingkat Bunga di Indonesia
   Sturktur tingkat bunga di Indonesia yang paling umum didasarkan atas jangka waktu. Tingkat bunga perbankan untuk deposito berjangka dibedakan atas 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, baik untuk mata uang lokal maupun valuta asing. Deposito berjangka sebagai sumber dana, akhir-akhir ini hanya bersifat jangka pendek saja, yaitu maksimum 1 tahun. Beberapa tahun yang lalu masih banyak dijumpai deposito yang berjangka waktu 2 tahun, tapi sekarang tidak lagi dijumpai.



 IV. KESIMPULAN

       Suku bunga sudah ada sejak lama. Bunga itu sendiri adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Kemudian dalam teori penentuan suku bunga terdapat dua teori yang paling berpengaruh, yaitu:
Teori Fisher, yang mendasari leonable funds theory, dan
liquidity preference theory dari Keynes.

Loanable funds theory:
   suku bunga ekuilibrium merefleksikan permintaan dan penawaran dana, yang tergantung pada keinginan penabung untuk menabung, keinginan peminjam terhadap laba dari investasi, dan tindakan pemerintah mengatur penawaran uang.

Liquid preference theory:
  suku bunga ditentukan dalam pasar uang.

Fungsi tingkat bunga:
  Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian,
 Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi,
Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara,
Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.

 Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga keseimbangan yang ditentukan melalui kedua model dana pinjaman dan prefensi, dimana para pelaku pasar beranggapan tidak ada perubahan harga dimasa yang akan datang.

Sedangkan tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang benar-benar diamati dalam sistem keuangan dan sama dengan tingkat bunga riil plus penyesuaian mengingat kenyataannya para pemain di pasar mengantisipasi terjadinya perubahan harga dimasa mendatang.


V. PENUTUP


  Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan kami dalam memahami dan menelaah dan karena kurangnya referensi yang kami dapat. Untuk itu kritik dan saran yang membangun yang bisa kami gunakan untuk kesempurnaan makalah-makalah kami berikutnya sanngat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pemakalah. Amin







                          DAFTAR PUSTAKA
Www. Thawonk.blogspot.com






like this yahh